
PALABUHANRATU– Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sukabumi mencatat ada sembilan kecamatan yang berada di pesisir pantai rawan tsunami. Yakni Kecamatan Cisolok, Cikakak, Palabuhanratu, Simpenan, Ciemas, Surade, Cibitung, Ciracap, dan Tegalbuleud. Namun, Dari sembilan kecamatan di Kabupaten Sukabumi yang rawan diterjang tsunami, baru tiga kecamatan yang terpasang alat pendeteksi tsunami.
Padahal, Kabupaten Sukabumi menempati posisi ketiga di Jawa Barat yang sangat berpotensi terjadi bencana tsunami. Sebab itu, Kabupaten Sukabumi masih kekuarangan peralatan Tsunami Early Warning §ystem (TEWS).
BuBupati Sukabumi Sukmawijaya mengatakan, Kabupaten Sukabumi saat ini menempati daerah ketiga di Jawa Barat yang sangat berpotensi terjadi tsunami. Oleh sebab itu, pemerintah daerah dan pusat harus mengambil langkah antisipatif untuk menghadapi potensi tersebut.”
Salah satunya dengan memasang alat peringatan bahaya tsunami di delapan titik berbeda di tiga kecamatan, yakni Ciracap, Tegalbuleud, dan Simpenan. Idealnya, alat peringatan bahaya tsunami ini terpasang di enam kecamatan lainnya yang rawan tsunami,” kata Bupati Sukabumi Sukmawijaya, Senin (9/3/2015), di sela-sela peresmian Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Sukabumi.
Alat peringatan bahaya tsunami yang terpasang di daerah, kata Bupati, akan langsung terhubung dengan Pusdalops yang ada di BPBD. Dengan demikian, ketika terjadi potensi tsunami, warga di pesisir pantai bisa langsung diperingatkan.”Tapi, tidak semua orang bisa menekan tombol peringatan bahaya. Hanya bupati yang punya kewenangan untuk menekan tombol yang didasarkan pada informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika,” ujarnya
Sukmawijaya berharap, informasi bahaya tsunami dapat tersampaikan kepada warga. Dengan demikian, warga dapat langsung menjauh dari pesisir pantai dan menyelamatkan diri.
Anggota Komisi VIII DPR RI Desi Ratnasari mengatakan, keberadaan TEWS atau alat peringatan bahaya tsunami di Sukabumi masih kurang.” Kekurangan ini saya harap bisa ditutupi secepatnya atau dalam beberapa tahun ke depan,” ucapnya.
Untuk itu, Desi akan mendorong agar Kabupaten Sukabumi bisa mendapat tambahannya. Namun, menurut dia, Bupati diharapkan dapat menjadi komando agar BPBD bisa lebih baik lagi.
Kepala Subbidang Pengelola Sistem Jaringan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Linda Lestari menambahkan, jumlah alat TEWS di Kabupaten Sukabumi memang masih kurang.
“Tapi, keberadaan alat ini dapat menjangkau sebagian masyarakat yang ada di pesisir pantai,” tuturnya.
Hingga kini, kata Linda, BNPB telah membangun 88 Pusdalops di kabupaten/kota di Indonesia. Pusdalops juga dibangun di 20 provinsi. ‘’Terutama, Pusdalpos dibangun di kawasan yang rawan tsunami,” pungkasnya. Prlm
Leave a Reply